Newtizen.com – Angkringan memiliki sejarah yang kaya di Jawa, Indonesia. Istilah “angkringan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “bersandar” atau “duduk bersila”. Warung dengan ciri khas gerobak ini hanya bisa ditemukan di pulau Jawa, terutama Jogja, Jawa tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa barat.
Angkringan bermula sebagai gerai kecil yang menyajikan makanan ringan dan minuman di sekitar pasar tradisional atau tempat keramaian. Awalnya, angkringan lebih fokus pada menyediakan tempat untuk masyarakat setempat bersantai.
Baca Juga
PCNU Kulon Progo Gelar Istighosah & Ijazah Kubro Dalam Rangka Harlah NU ke-101
Angkringan terkenal menyajikan makanan ringan seperti nasi kucing, sate, bakso, kopi, tahu, usus dan lain sebagainya. Harganya yang terjangkau membuat angkringan menjadi tempat favorit bagi banyak kawula muda.
Angkringan berkembang menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan masyarakat. Diskusi, pertemuan, dan obrolan ringan seringkali terjadi di sini. Angkringan menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan dalam budaya Jawa.
Pengaruh Budaya Jawa:
Konsep duduk bersila di angkringan juga mencerminkan nilai-nilai kebudayaan Jawa, di mana kebersamaan dan saling berbagi sangat dihargai. Duduk bersila di angkringan menciptakan lingkungan yang ramah dan santai, memungkinkan orang-orang untuk berkumpul, berbicara, dan berbagi cerita.
Angkringan tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati makanan ringan dan minuman, tetapi juga sebagai tempat pertemuan sosial ” srawung” yang memperkuat ikatan komunitas. Keberadaannya tidak hanya memuaskan kebutuhan gastronomi, tetapi juga memperkaya warisan budaya Jawa dengan nilai-nilai kebersamaan yang kuat.
Baca Juga
Serahkan Sertifikat UNESCO, Menlu Retno: Yogyakarta Kota Peradaban yang Diakui Dunia
Meskipun berasal dari tradisi yang kental, angkringan juga mengalami perkembangan modern. Beberapa angkringan menggunakan konsep yang lebih kontemporer untuk menarik minat generasi muda.
Peran penting ekonomi lokal
Angkringan memainkan peran penting dalam perekonomian lokal. Hidangan yang dititipkan dari pedagang merupakan bentuk dukungan usaha mikro setempat. Dimana ada nngkringan, Disitu ada kemakmuran.
Angkringan tetap menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, mempromosikan kebersamaan dan kearifan lokal.
Zuhdi Latif, Redaktur
Tinggalkan Balasan