Menghentikan Bullying: Jalan Menuju Sekolah yang Aman dan Nyaman?!

Posted by

Newtizen.com – Bullying (dalam bahasa inggris) atau perudungan mengacu pada tindakan negatif seseorang yang mencakup berbagai macam perilaku, seperti tindakan intimidasi melalui verbal maupun non-nonverbal. Mulai dari tatapan, ejekan, hingga serangan fisik yang serius. Mirisnya, kejadian bullying ini dapat terjadi secara berulang, yang dilakukan oleh satu orang atau lebih kepada individu korban. Sebagian besar bullying juga dikategorikan sebagai perilaku agresif dengan niat untuk menyakiti orang lain. 

Baca Juga

Angkasa Pura I dan II Marger jadi InJourney Airports, Operator Bandara Terbesar Ke-5 Dunia

Maraknya bullying terutama yang terjadi di sekolah tentu menjadi polemik yang meresahkan. Tindakan bullying tidak hanya merugikan korban secara fisik, tetapi juga mental dan masa depan mereka. 

Setidaknya ada dua tipe bullying yang bisa kita pahami bersama, yaitu proactive aggression dan reactive aggression. Proactive aggression ditandai dengan perilaku yang diarahkan pada tujuan, dominan, dan koersif/paksaan. Perilaku mereka akan cenderung dingin guna mencapai tujuannya. Sedangkan reactive aggression lebih melibatkan pada reaksi marah dan defensif terhadap frustrasi. Reactive aggressor sering salah dalam menafsirkan isyarat sosial dan mengaitkan niat bermusuhan dengan rekan-rekan mereka. Pada dasarnya kedua tipe aggression tersebut dikaitkan akibat defisit atau kesalahan dalam pemrosesan informasi sosial.  

Melihat Perpektif lain dari Tindakan Bullying 

Bicara soal bullying, mungkin seseorang akan cenderung berfokus pada korban. Padahal bila kita mau menilik lebih jauh, sebenarnya apa sih yang bisa menyebabkan seseorang bertindak menjadi pelaku bullying pada orang lain? 

  1. Parenting yaitu cara seseorang dibesarkan dalam sebuah keluarga. Pendidikan di keluarga adalah fondasi awal terbentuknya karakter dan kepribadian seseorang. Namun, boleh jadi sejatinya pelaku bullying justru merupakan korban bullying itu sendiri karena keluarga yang tidak memberikan arahan kepada mereka. Akibatnya, mereka mencari pelampiasan atau pun balas dendam kepada orang lain, termasuk teman sekolahnya sendiri. 
  2. Akses informasi yang terbatas atau kesalahan dalam mengelola informasi. Seseorang bisa saja gagal dalam pengelolaan informasi, sehingga menyebabkan kesalahpahaman yang fatal. Terkadang informasi apapun yang dibagikan, bisa salah diambil kesimpulan. Hal itu dapat menyebabkan bumerang yang berkepanjangan hingga tindakan negatif, termasuk bullying

Baca Juga

Biaya Kuliah UKT Naik Ugal-Ugalan, Nadiem Janji Evaluasi Kenaikan yang Tak Rasional

Bentuk Sikap terhadap Perilaku Bullying 

Melihat bullying sebagai fenomena sosial yang urgent, sehingga setiap individu harus menyatakan bentuk sikap dan membangun prinsip diri yang kokoh sejak dini. Seseorang harus dibekali pendidikan, terutama pendidikan karakter yang mumpuni sebagai bekal awal dalam bersikap dan berperilaku yang baik. Tentu ini PR bagi kita semua, orang tua, guru, maupun pemerintah. 

Berbeda dengan perspektif korban bullying. Ketika seseorang mendapati dirinya sedang dibully, setidaknya harus menyadari terlebih dahulu bahwa ia adalah korban. Selanjutnya, korban harus belajar untuk berani bersuara dan menentang perlakuan yang diterimanya. Berani melaporkan kepada orang terdekat yang bisa dipercaya. Di sisi lain, sebagai antisipasi sejak dini bahwasanya seseorang/korban perlu belajar untuk mampu membedakan antara: apakah bullying yang diterima benar-benar bentuk bullying atau sekadar sikap pendisiplinan untuk dirinya. Tentu ini berdampak terhadap respon seseorang yang telah menerima perudungan. Disclaimer: bukan membenarkan perilaku bullying. Mungkin hal itu terdengar klise. Akan tetapi, beberapa sikap ketegasan dan pendisiplinan juga perlu dilakukan agar seseorang bisa kuat dan tahan secara mental. Tentu ini harus dilakukan dengan porsi yang pas. 

Peran sekolah dalam Menyikapi Bullying

Pada dasarnya, sekolah adalah forum utama untuk pencegahan dan intervensi yang bertujuan mengurangi atau memperbaiki bullying dan kekerasan di kalangan anak-anak, baik secara nasional maupun seluruh dunia. Namun realita berkata lain, sekolah pun menjadi tempat terjadinya tindakan bullying dan kekerasan pada anak-anak. Lantas, bagaimana peran sekolah dalam menindaklajuti hal demikian? Sekolah perlu menciptakan iklim sekolah dengan pendekatan pro-sosial terhadap kehidupan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD) yang menyesuaikan kebutuhan masing-masing sekolah. Seperti halnya program pencegahan berbasis sekolah untuk meningkatkan kompetensi sosial anak-anak (misalnya sikap, pengetahuan, dan perilaku sesuai norma) sebagai upaya untuk mengurangi atau mencegah keterlibatan siswa dalam perilaku agresif atau kekerasan. Dimulai dari lingkungan kelas maupun individu siswa, seperti berikut ini: 

  1. Di lingkungan kelas perlu diterapkan kurikulum kelas untuk memandu  peningkatan kesadaran akan bullying, perlindungan dan dukungan korban melalui perilaku prososial, empati, manajemen kemarahan, dan keterampilan resolusi konflik. Kurikulum kelas digunakan bersamaan dengan penetapan aturan kelas, sanksi untuk pelanggaran aturan, diskusi mingguan dengan siswa mengenai perilaku bullying, dan komunikasi yang konsisten dengan orang tua. 
  2. Untuk individu atau personal dapat melibatkan identifikasi guru terhadap pengganggu dan korban, diskusi dengan anggota dan orang tua dari kedua kelompok, dan bermain peran perilaku asertif (untuk korban) dan non-agresif (untuk pengganggu) di antara semua siswa. Hal itu berguna untuk menetapkan norma-norma sosial di lingkungan sekolah yang mendukung perilaku pro-sosial dan untuk menghukum bullying dan perilaku anti-sosial lainnya. 

Dengan demikian, melalui tahapan aksi yang konsisten setidaknya bullying dapat diminimalisir dan dicegah. Sekolah pun menjadi tempat yang aman dan nyaman, bukan lagi sarang kekerasan.

Binti Handewi, Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Hobi Nulis dan Suka Ngopi, Bravo!


Eksplorasi konten lain dari

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Rekomendasi untuk anda

Tinggalkan Balasan