Newtizen.com – Istilah Brain Rot telah muncul selama sebulan terakhir. Mengutip dari Oxford University Press, mendefinisikan Brain Rot atau biasa diterjemahkan dengan istilah “pembusukan otak” yaitu sebuah penurunan kondisi mental atau intelektual seseorang secara drastis. Kondisi tersebut bisa terjadi akibat pola konsumsi materi atau informasi secara berlebihan, yang dianggap sebagai informasi sepele (baca: konten receh) dan tidak menantang. Dari definisi tersebut kita bisa menarik dua kata kunci yang menjadi penyebab terjadinya “brain rot”, yakni kata informasi sepele dan konsumsi berlebihan. Konsumsi konten yang memiliki kualitas rendah dengan kuantitas yang berlebih dari internet, terutama media sosial turut mengungkap berbagai kekhawatiran pada fenomena “brain rot” ini.
Apa saja Gejala Brain Rot?
Pasalnya, fenomena Brain Rot tidak hanya menghampiri orang dewasa. Akan tetapi, siapa saja yang bisa memiliki akses ke internet, anak-anak hingga remaja. Mengutip dari alodokter.com dan rspp.co.id, berikut ini tanda-tandanya:
- Seseorang akan sulit melepaskan diri dari gadget-nya bahkan saat melakuka aktivitas lain sekalipun. Misalnya, makan sambil nonton drakor atau scroll tik-tok.
- Sering memeriksa notifikasi dari gawainya. Ini bisa menjadi indikasi seseorang mudah terditraksi dan sulit berkonsentrasi pada satu hal.
- Mudah jenuh pada hal baru, sehingga kesulitan menyerap informasi baru.
- Menurunnya kemampuan berpikir, sulit dalam memecahkan suatu masalah sederhana hingga mudah lupa pada hal-hal yang baru saja terjadi.
- Mata mudah lelah hingga sakit kepala setelah menatap layar handphone, sampai kesulitan untuk tidur (insomnia), dst.
Baca juga
Menghentikan Bullying: Jalan Menuju Sekolah yang Aman dan Nyaman?!
Tentu gejala ini hanya sebagai bentuk kewaspadaan, tidak untuk self-diagnose. Namun, tetap perlu diperhatikan.
Cara Mencegah Brain Rot
Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan terhadap brain rot, menurut rspp.co.id dan alodokter.com dalah sebagai berikut:
- Mengatur jadwal bermain gadget, minimal 2 jam per hari.
- Menerapkan kebiasaan ‘tidak menyentuh gadget satu jam sebelum tidur’.
- Olahraga teratur atau memperbanyak aktivitas fisik, seperti menjalani hobi atau rutinitas kecil lainnya. Misalnya, membaca buku, memasak, bercocok tanam, dll.
- Berpartisipasi aktif dalam dunia nyata (bersosialisasi), seperti jalan-jalan, mengobrol dengan keluarga, atau bergabung dengan komunitas sebaya.
- Menerapkan pola makan yang sehat dan teratur.
- Belajar mengelola stres dengan caramu, misalnya dengan meditasi atau yoga.
- Istirahat dan tidur cukup untuk pemulihan memori dan fungsi otak.
Itulah beberapa hal terkait ‘Brain Rot’. Tulisan ini bersifat informatif, untuk mendapatkan penanganan yang tepat bisa menghubungi dokter.
Referensi:
Alodokter.com (2024). Lemah Otak Akibat Kecanduan Gadget.
Oxford University Press (2024). ‘Brain rot’ named Oxford Word of The Year 2024.
Rspp.co.id (2024). Brain Rot: Mitos atau Fakta Mari Bedah Lebih Dalam.
Binti Handewi, Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Hobi Nulis dan Suka Ngopi, Bravo!
Tinggalkan Balasan